Selasa, 17 Oktober 2017

ANALISIS SWOT

Analisis SWOT dalam Berwirausaha

 Ketika seorang wirausahawan memasuki dunia pasar guna memasarkan produk atau barangnya,wirausahawan harus mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan langsung baik dari dalam (internal) yang berupa Strength dan Weakness maupun dari faktor luar (eksternal) yang berupa Oppurtunity dan Threat. Berikut ini adalah penjelasan mengenai faktor-faktor tersebut :

1. Strength (kekuatan) : merupakan segala sesuatu yang menjadi keunggulan bagi produk kita yang belum tentu dimiliki pesaing barang yang sejenis dan tidak sejenis. Contoh keuntungan barang sejenis misalnya produk yang kita jual tawarkan adalah sabun,dan produk sejenis yang menjadi saingan adalah produk sabun yang berbeda Brand. Kita harus memiliki sesuatu yang berbeda dari pesaing kita agar apa yang dibutuhkan konsumen dapat terpenuh dari produk yang kita tawarkan ketimbang saingan kita. Contoh pesaing dari barang yang tidak sejenis adalah sabun colek. Barang ini berbeda karena dari penyajian barangnya berbeda walaupun fungsinya sama.

2. Weakness (kelemahan) : merupakan segala sesuatu yang menjadi titik lemah bagi produk yang kita tawarkan. Hal ini harus segera di minimalisir agar produk kita tidak gagal di dalam pemasaran produk baru. Karena konsumen dewasa ini sudah mulai selektif dan kritis dalam menanggapi produk baru yang baru ditawarkan ke pasaran.

3. Opportunity (Peluang) : merupakan kesempatan yang di dapatkan ketika produk kita dipasarkan ke dunia usaha. Kesempatan dapat diperoleh dari permintaan konsumen atas barang yang belum ada di pasaran maupun sedikitnya pesaing kita yang dapat mengancam eksistensi produk kita. Peluang ini harus dimaksimalkan sedemikian mungkin agar kita dapat celah atau bagian di hati pelanggan,sehingga jika kita ingin meluncurkan produk baru dengan brand yang sama,kita tidak perlu sulit ketika halnya kita masuk ke dunia usaha dengan brand yang benar-benar baru dan belum dikenal orang.

4. Threat (Ancaman) : merupakan ancaman atas eksistensi/keberadaan produk yang kita tawarkan. Ancaman biasanya datang dari lingkungan eksternal usaha yaitu misalnya sulitnya kita masuk ke dalam pasar karena modal yang terbatas dan kita merupakan pendatang yang memiliki brand baru dan harus menghadapi awareness dari target konsumen yang kita ingin tuju.

Senin, 16 Oktober 2017

Fungsi Kerajinan Bahan Lunak

Fungsi Kerajinan Bahan Lunak
 
  Benda atau sesuatu yang dibuat pasti masing-masing mempunyai fungsinya tersendiri. Begitupun halnya dengan kerajinan dari bahan lunak. Kerajinan bahan lunak mempunyai beberapa fungsi. Diantaranya yakni, berfungsi sebagai benda pakai dan berfungsi sebagai benda hias.

Sebagai Benda Pakai
   
  Karya kerajinan sebagai benda pakai meliputi segala bentuk kerajinan yang digunakan sebagai alat, wadah, atau dikenakan sebagai pelengkap busana.Sebagai benda pakai, produk karya kerajinan yang diciptakan mengutamakan fungsinya, adapun unsur keindahannya hanyalah sebagai pendukung. Berikut contoh karya kerajinan sebagai benda pakai.


Sebagai Benda Hias
  Karya kerajinan sebagai benda hias meliputi segala bentuk kerajinan yang dibuat dengan tujuan untuk dipajang atau digunakan sebagai hiasan atau elemen estetis. Jenis ini lebih menonjolkan aspek keindahan daripada aspek kegunaan. Berikut contoh karya kerajinan sebagai benda hias.






    
Unsur Estetika dan Unsus Ergonomis Produk Kerajinan dari Bahan Lunak 

Pembuatan produk kerajinan harus memperhatikan unsur estetika dan unsur ergonomis. 

Unsur Estetika
   
  Unsur estetika sering kita kenal dengan istilah keindahan. Keindahan adalah nilai-nilai estetis yang menyertai sebuah karya seni.
  Nilai-nilai keindahan (estetik) atau keunikan karya seni memiliki prinsip: kesatuan (unity), keselarasan (harmoni), keseimbangan (balance), dan kontras (contrast) sehingga menimbulkan perasaan haru, nyaman, nikmat, bahagia, agung, ataupun rasa senang.

Unsur Ergonomis 

   Unsur ergonomis karya kerajinan selalu dikaitkan dengan aspek fungsi atau kegunaan. Adapun unsur ergonomis karya kerajinan adalah seperti berikut:
 
1. Keamanan (security) , yaitu jaminan tentang keamanan orang menggunakan produk    kerajinan tersebut.
2. Kenyamanan (comfortable), yaitu kenyamanan apabila produk kerajinan tersebut digunakan. Barang yang enak digunakan disebut barang terap. Produk kerajinan terapan
adalah produk kerajinan yang memiliki nilai praktis yang tinggi.
3. Keluwesan (flexibility), yaitu keluwesan penggunaan.
    Produk kerajinan adalah produk terap/pakai, yaitu produk kerajinan yang wujudnya sesuai dengan kegunaan atau terapannya. Produk terap/pakai dipersyaratkan   memberi kemudahan dan keluwesan penggunaan agar pemakai tidak mengalami kesulitan dalam penggunaannya.

 Motif Ragam Hias pada Produk Kerajinan dari Bahan Lunak

   Indonesia sangat kaya dengan keragaman produk kerajinan dengan berbagai macam ragam hias yang tersebar diseluruh tanah air. Ragam hias Nusantara pada umumnya memiliki muatan nilai tradisi dengan kekhasan dan keragamannya masing-masing. Di samping perbedaan-perbedaan terdapat pula persamaanpersamaannya, misalnya jenis, bentuk, motif hias, pola susunan, pewarnaan, bahkan nilai simbolisnya. Berbagai motif ragam hias yang dapat digunakan untuk menghias karya kerajinan antara lain seperti berikut.

 Motif Realis
  Motif realis ialah motif yang dibuat berdasarkan bentuk bentuk nyata yang ada di alam sekitar seperti bentuk tumbuh tumbuhan, bentuk hewan atau binatang, bentuk batu-batuan, bentuk awan, matahari, bintang, bentuk pemandangan alam.
 



Motif Geometris


   Motif geometris ialah motif yang mempunyai bentuk teratur dan dapat diukur menggunakan alat ukur. Contoh: bentuk segi empat, segitiga, lingkaran, kerucut, dan silinder. Motif hias geometris antara lain meander, pilin, lereng, banji, kawung,
jlamprang, dan tumpal.

 






Motif Dekoratif


   Pengertian dekoratif adalah menggambar dengan tujuan mengolah suatu permukaan benda menjadi lebih indah. Gambar dekoratif berupa gambar hiasan yang perwujudannya tampak rata, kesan ruang jarak jauh dekat atau gelap terang tidak terlalu ditonjolkan. Berikut contoh motif dekoratif.



Motif Abstrak
   
Motif abstrak merupakan motif yang tidak dikenali kembali objek asal yang digambarkan atau memang benar-benar abstrak karena tidak menggambarkan objek-objek yang terdapat di alam maupun objek khayalan gubahan objek alam serta tidak menggunakan unsur tulisan yang terbaca. Motif abstrak di sini menggunakan bentuk yang lebih bebas, bukan geometris. Berikut ini contoh motif abstrak.





Teknik Pembuatan Produk Kerajinan dari Bahan Lunak

  Dalam pembuatannya, kerajinan dari bahan lunak memerlukan beberapa teknik atau beberapa cara untuk membuat bahan lunak tersebut menjadi suatu kerajinan. Ada beberapa teknik pembuatan produk kerajinan dari bahan lunak. Teknik tersebut disesuaikan dengan bahan yang digunakan. Adapun teknik yang dapat digunakan untuk membuat karya kerajinan dari bahan lunak antara lain membentuk, menganyam, menenun, membordir, dan mengukir.

Membentuk

  Teknik pembuatan kerajinan yang pertama yaitu teknik membentuk biasanya digunakan untuk membuat karya kerajinan dari tanah liat. Teknik membentuk merupakan teknik membuat kerajinan dengan cara membentuk sesuai yang kita inginkan. Macam-macam teknik membentuk antara lain seperti berikut.

a. Teknik Coil (Lilit Pilin)
   

Cara pembentukan dengan tangan langsung seperti coil, lempengan atau pijat jari merupakan teknik pembentukan tanah liat yang bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini sering dipakai oleh para seniman dan perajin keramik.









b. Teknik Putar
    
  Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi. Perajin keramik tradisional biasanya menggunakan alat putar tangan (hand wheel) atau alat putar kaki (kick wheel). Para perajin bekerja di atas alat putar dengan menghasilkan bentuk-bentuk yang sama seperti gentong dan guci.







 

c. Teknik Cetak
    
Ada 2 teknik pembentukan karya kerajinan dari bahan lunak yaitu : sekali cetak (cire verdure), dan cetak berulang. Teknik sekali cetak merupakan teknik cetak yang menghasilkan sekali cetak dan dapat diperbanyak. Teknik cetak berulang (bi valve) merupakan teknik mencetak yang dapat memproduksi karya dengan jumlah yang banyak dengan bentuk dan ukuran yang sama. Bahkan cetakan yang biasa dipakai adalah gips, seperti untuk cetakan berongga, cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan produksi massal, seperti alat-alat rumah tangga (piring, cangkir, mangkok, dan gelas).

Menganyam


  Teknik menganyam dapat digunakan untuk pembuatan karya kerajinan dari bahan lunak dengan karakteristik tertentu. Bahan baku yang digunakan untuk membuat karya kerajinan dengan teknik menganyam ini berasal dari berbagai tumbuhan yang diambil seratnya, seperti rotan, bambu, daun lontar, daun pandan, serat pohon, pohon pisang, enceng gondok. Contoh karya kerajinan dengan teknik menganyam: keranjang, tikar, topi, dan tas.



Menenun
   Untuk menganyam kita cukup menggunakan tangan (manual) dan hampir tanpa menggunakan alat bantu, sedangkan pada kerajinan menenun kita menggunakan alat yang disebut lungsin dan pakan.



Membordir
   Disamping batik, penerapan motif atau ragam hias pada pakaian dapat juga diterapkan dengan bordir. Bordir meruapak hiasan dari benang pada kain. Istilah lain yang hampir sama dengan bordir adalah sulam.
 







Mengukir




 Teknik mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda yang diukir. Dilihat dari jenisnya ada beberapa jenis ukiran diantara lain ukiran tembus (krawangan), ukiran rendah ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh. Pada umunya teknik mengukir diterapkan pada bahan kayu. Namun teknik ini dapat pula diterapkan pada bahan lunak sperti sabun padat dan lilin.